Mengubah Cerpen Menjadi Naskah Drama
Haayoooo… kalian pada dapet tugas merubah cerpen menjadi naskah
darama ya… maka dari itu admin mau bagi-bagi contoh cerpen yang diubah menjadi
naskah drama. Supaya kalian mengerjakan tugas kalian mudah. Judulnya adalah
teman jail yang bikin kangen, sama kaya admin Cuma bedanya kalo admin Blogger
kocak yang bikin kangen iya gak? Ya sudah gak usah basa-basi nanti tugasnya
basi eh, salah. Okeh, ini dia cerpennya. Ini ada di bawah
Teman Jail yang Bikin Kangen
Saski benar-benar kesal. Hari ini Tomi menjailinya lagi,
bahkan kali ini sudah kelewat batas. Tomi menaruh ular karet di dalam tas
Saski. Di sekolah, Tomi memang terkenal badung, suka usil, dan jail. Terang
saja begitu membuka tas, Saski terkejut, berteriak dan menangis.
”Huaaaaaaaa….aaaa….” Sambil berkacak pinggang menantang Tomi, Ajeng
berkata ”Eh Tomi, jangan kurang ajar ya, kamu ini keterlaluan banget sih
!” kemudian Tomi tertawa sambil memainkan ular karet ”Lho, kok
kamu yang sewot ?” bantah Tomi. ”Hahaha” Beno dan Tomi tertawa
bersama. Sambil berjalan mendekati Tomi Ajeng berkata ”Menyakiti Saski,
berarti menyakiti kami, tahu !” Miya menarik tangan Ajeng yang berjalan
mendekati Tomi lalu berkata ”Sudahlah, percuma saja melawan dia, gak ada
gunanya !” Tomi menyahut ”Haha, kalah nih ?” lalu Beno
menyambung perkataan Tomi ”Mereka kan cewek mana berani, hahaha”. ”Nggak
apa-apa, mengalah itu untuk menang” kata Miya sambil mencoba menenangkan
Ajeng, tapi Ajeng membantah ”Iya, tapi kalau dibiarin, lama-lama makin
keterlaluan. Sesekali harus diberi pelajaran”. Akhirnya Saski menyahut ”Sudahlah,
aku sudah tidak apa-apa.”
Hari masih pagi. Belum banyak anak yang datang. Saski, Miya, dan
Ajeng tampak sedang asyik berbincang di kelas. Ketika Tomi datang mereka
langsung membuang mukanya, sementara Tomi meliriknya sambil tersenyum sinis,
lalu menghampiri Beno. Saat jam istirahat, ketika anak-anak yang lain keluar
kelas, Saski, Miya, dan Ajeng tetap berada di dalam kelas.
Ketika bel masuk berbunyi, Saski sudah duduk di bangku melirik ke
arah Tomi. Ketika cowok jagoan itu sudah duduk di bangkunya, sesekali Saski
mencuri pandang kepadanya.
Tiba-tiba ….. ”Aaaaaa….. tolooooong… !” Teriak Tomi
terkejut sambil melemparkan tasnya dan membuat seisi kelas melihatnya. Beno
yang kaget melihat reaksi temannya itu akhirnya bertanya ”Kenapa kamu, Tom
?” sambil terbata-bata Tomi menjawab pertanyaan Beno ”Aa..a..ada
cicak” kata Tomi sembari menunjuk ke tasnya. ”Huahahaha.. Tomi..
Tomi.. masa jagoan takut sama cicak ?, malu-maluin !” Beno dan seisi kelas
tertawa. Saski berkata dengan bangga sambil tertawa ”Untung kita dapet
informasi dari supirnya kalau dia takut sama cicak, haha” Ajeng
melanjutkan “ Iya, rasain aja tuh, biar tahu rasa!”
Keesokan harinya, Tomi tidak masuk sekolah. Tidak ada informasi
apapun tentangnya. Saski, Miya, dan Ajeng bersorak senang. Ajeng memulai
percakapan ”Yeah, si jagoan itu ternyata gak berani masuk sekolah, haha” dan Miya
menimpali ”Mudah-mudahan aja dia kapok dan bisa merubah perilakunya itu” sambil
tersenyum senang Saski berkata ”Iya, biar dia gak jail lagi”
Tetapi, ketika sudah tiga hari Tomi belum juga masuk sekolah,
Saski, Ajeng dan Miya jadi penasaran. Akhirnya mereka bertiga pergi ke
rumah Miya, karena penasaran akhirnya Saski bertanya
”Kok, Tomi lama ya, nggak masuk sekolah? Masa gara-gara ditakuti
cicak saja nggak masuk sekolah sampai tiga hari. Jangan-jangan dia sakit, ya ?”
“ Yee.. kangen nih ceritanya ?” ledek Ajeng
”Emang sih, kalau kita biasa berantem, tiba-tiba nggak berantem,
malah jadi kangen” ikutan meledek
”Ih, apaan sih ?” kata Siska dengan nada sedikit ragu karena
di dalam hatinya mengakui kalau dia emang kangen sama Tomi. Kangen sama
ledekannya, kejailannya, matanya yang suka melotot, dan badan gemuknya, tapi
Siska tidak mengakuinya karena malu. Tiba-tiba Ajeng mempunyai ide
”Memang, meskipun dia badung di sekolah, kalau sakit kita juga
harus datang menjenguknya,kan ? Siapa tahu dengan kebaikan hati kita, dia akan
berubah”
”Yuk kita jenguk ke rumahnya!” ajak Miya sambil menarik
tangan Saski.
Akhirnya setelah susah payah membujuk Saski agar mau pergi ke
rumah Tomi, mereka bertigapun pergi ke tumah Tomi. Sesampainya di depan
rumah Tomi mereka diam sejenak sambil melihat sekeliling rumah Tomi yang
terlihat sepi. Akhirnya mereka bertiga berteriak di depan rumah Tomi ”Tomi..
Tomi.. Tomi..” keluarlah seorang pembantu, Saski, Ajeng, dan Miya heran.sang
pembantu berkata
”Cari siapa, dek ?”
”Tominya ada di rumah nggak ?” Tanya saski
”Mereka sudah tiga hari ini ke Bandung, ke rumah neneknya. Katanya
sih sekalian mau mendaftarkan sekolahnya Tomi.”
”Apa ? Tadi Mbak bilang, mendaftarkan sekolahnya Tomi ?”
”Iya, beberapa hari ini Tomi tidak masuk sekolah. Katanya sih,
sudah tidak betah, ia ingin menyusul kedua kakaknya yang juga sekolah dan
kuliah di sana” Ajeng berkata dengan nada menyesal ”Wah ? Benarkah ?
Aku jadi merasa bersalah” Miya dan Siska juga menyesal. Kemudian Ajeng,
Siska, dan Miya kembali ke rumah Miya dan Mereka pun meminta maaf melalui
telepon.
Saski memulai percakapan ”Hallo, Tomi ini aku, Saski. Aku,
Ajeng, dan Miya mau minta maaf soal kejadian waktu itu. Kami nggak tahu kalau
kamu pindah sekolah.”
Tomi berkata dari ujung telepon ”Ohh kalian ternyata,
iya gak apa-apa kok , maafin aku juga ya aku juga suka jail sama
kalian.’’
”Kamu beneran pindah ? gak bakalan balik lagi?’’ Tanya Ajeng
”Iya aku mau tinggal sama kakak ,aku’’
”Oh,
baik-baik di sana ya Tom, kami di sini pasti akan merindukanmu , dan
kejahilanmu itu loh hihi ’’ canda Miya
Tertawa mendengar candaan Miya ”Haha iya aku juga sama, belum
tentu di sana aku punya temen yang bisa di jailin haha. Salam buat temen-temen
semuanya ya.”
”Oke, bye. Kapan-kapan main ke sini ya. ”
”Oke”
Akhirnya Tomi pun tetap pindah sekolah ke Bandung. Dan semenjak Tomi
pindah tidak ada orang yang jail lagi di kelas. Tapi kejailannya itu membuat
semua orang jadi kesepian dan membuat mereka rindu pada Tomi.
SELESAI
Mengubah cerpen menjadi naskah drama
Teman Jail yang Bikin Kangen
Saski benar-benar kesal. Hari ini Tomi menjailinya lagi, bahkan kali ini sudah
kelewat batas. Tomi menaruh ular karet di dalam tas Saski. Di sekolah, Tomi
memang terkenal badung, suka usil, dan jail. Terang saja begitu membuka tas,
Saski terkejut, berteriak dan menangis.
Saski : ” Huaaaaaaaa….aaaa….”(kaget
dan menangis)
Ajeng : ”Eh Tomi, jangan kurang ajar ya,
kamu ini keterlaluan banget sih !” (sambil berkacak pinggang
menantang Tomi)
Tomi :”Lho, kok kamu yang sewot
?” (tertawa sambil memainkan ular karet)
Beno : ”Hahaha” (ikut tertawa
bersama Tomi)
Ajeng : ”Menyakiti Saski, berarti menyakiti
kami, tahu !” (melangkah mendekati Tomi)
Miya : (menarik lengan
Ajeng yang sedang melangkah maju ke arah Tomi)
”Sudahlah, percuma saja melawan dia, gak ada
gunanya !”
Tomi : ”Haha, kalah nih ?”
Beno : ”Mereka kan cewek mana berani,
hahaha”
Miya : ”Nggak apa-apa, mengalah
itu untuk menang” (mencoba menenangkan Ajeng dan Saski)
Ajeng : ”Iya, tapi kalau dibiarin, lama-lama
makin keterlaluan. Sesekali harus diberi pelajaran”
Saski : ”Sudahlah, aku sudah tidak apa-apa.”
Hari masih pagi. Belum banyak anak yang datang. Saski, Miya, dan Ajeng tampak
sedang asyik berbincang di kelas. Ketika Tomi datang mereka langsung membuang
mukanya, sementara Tomi meliriknya sambil tersenyum sinis, lalu menghampiri
Beno. Saat jam istirahat, ketika anak-anak yang lain keluar kelas, Saski, Miya,
dan Ajeng tetap berada di dalam kelas.
Ketika bel masuk berbunyi, Saski sudah duduk di bangku melirik ke arah Tomi.
Ketika cowok jagoan itu sudah duduk di bangkunya, sesekali Saski mencuri
pandang kepadanya.
Tiba-tiba …..
Tomi : ”Aaaaaa….. tolooooong…
!” (terkejut sambil melemparkan tasnya)
Beno : ”Kenapa kamu, Tom ?” (kaget)
Tomi : ”Aa..a..ada cicak” (sambil menunjuk
ke tasnya)
Beno : ”Huahahaha.. Tomi.. Tomi.. masa jagoan
takut sama cicak ?, malu-maluin !” (yang
semula tegang, ketawa ngakak)
Semuapun ikut tertawa.
Saski : ”Untung kita dapet
informasi dari supirnya kalau dia takut sama cicak, haha”
Ajeng : ”Iya, rasain aja tuh, biar tahu rasa!”
Keesokan harinya, Tomi tidak masuk sekolah. Tidak ada informasi
apapun tentangnya. Saski, Miya, dan Ajeng bersorak senang.
Ajeng : ”Yeah, si jagoan itu ternyata gak berani masuk
sekolah, haha”
Miya : ”Mudah-mudahan aja dia kapok dan bisa merubah
perilakunya itu”
Saski : ”Iya, biar dia gak jail lagi” (tersenyum
senang)
Tetapi, ketika sudah tiga hari Tomi belum juga masuk sekolah,
Saski, Ajeng dan Miya jadi penasaran.
Ketika di rumah Miya..
Saski : ”Kok, Tomi lama ya,
nggak masuk sekolah? Masa gara-gara ditakuti cicak saja nggak masuk
sekolah sampai tiga hari. Jangan-jangan dia sakit, ya ?”
Ajeng : ”Yee.. kangen nih ceritanya ?” (tersenyum
sambil meledek)
Miya : ”Emang sih, kalau kita
biasa berantem, tiba-tiba nggak berantem, malah jadi kangen” (ikut
meledek)
Saski : ”Ih, apaan sih ?” (tapi dalam hatinya mengakui
kalau dia emang kangen sama Tomi. Kangen sama ledekannya, kejailannya, matanya
yang suka melotot, dan badan gemuknya)
Ajeng : ”Memang, meskipun dia badung di
sekolah, kalau sakit kita juga harus datang menjenguknya,kan ? Siapa tahu
dengan kebaikan hati kita, dia akan berubah”
Miya : ”Yuk kita jenguk ke rumahnya!” (sambil
menarik tangan Saski)
Mereka pun pergi ke rumah Tomi.
Saski :
”Tomi.. Tomi.. Tomi..” (berteriak di depan rumah Tomi)
Ajeng :
”Tomi.. Tomi.. Tomi..” (berteriak di depan rumah Tomi)
Miya :
”Tomi.. Tomi.. Tomi..” (berteriak di depan rumah Tomi)
Pembantu :
”Cari siapa, dek ?”
Saski :
”Tominya ada di rumah nggak ?”
Pembantu :
”Mereka sudah tiga hari ini ke Bandung, ke rumah neneknya. Katanya sih sekalian
mau mendaftarkan sekolahnya Tomi.”
Saski :
”Apa ? Tadi Mbak bilang, mendaftarkan sekolahnya Tomi ?” (dengan nada
tidak percaya)
Pembantu :
”Iya, beberapa hari ini Tomi tidak masuk sekolah. Katanya sih, sudah tidak
betah, ia ingin menyusul kedua kakaknya yang juga sekolah dan kuliah di sana”
Ajeng :
”Wah ? Benarkah ? Aku jadi merasa bersalah” (dengan nada menyesal)
Miya :
”Iya, aku juga jadi merasa menyesal”
Mereka pun meminta maaf melalui telepon.
Saski : ”Hallo, Tomi ini aku,
Saski. Aku, Ajeng, dan Miya mau minta maaf soal kejadian waktu itu. Kami nggak
tahu kalau kamu pindah sekolah.”
Tomi : ”Ohh kalian ternyata,
iya gak apa-apa kok , maafin aku juga ya aku juga suka jail sama
kalian.’’
Ajeng : ”Kamu beneran pindah ? gak bakalan
balik lagi?’’
Tomi : ”Iya aku mau tinggal
sama kakak ,aku’’
Miya : ”Oh, baik-baik di sana
ya Tom, kami di sini pasti akan merindukanmu , dan kejahilanmu itu loh hihi’’
Tomi : ”Haha iya aku juga sama, belum tentu di sana
aku punya temen yang bisa di jailin haha. Salam buat temen-temen semuanya ya.”
Miya : ”Oke, bye. Kapan-kapan main ke sini ya. ”
Tomi : ”Oke”
Akhirnya Tomi pun tetap pindah sekolah ke Bandung. Dan semenjak
Tomi pindah tidak ada orang yang jail lagi di kelas. Tapi kejailannya itu
membuat semua orang jadi kesepian dan membuat mereka rindu pada Tomi.
mantap
BalasHapusmantap
BalasHapusIni gaada unsur instrinsik sama ekstrinsiknya sekalian? wkwkwk
BalasHapuskakk ijin gunain buat pentas yah.... bermanfaat bangett.. o iya sama da beberapa part yg aku ubah boleh??? makasihhhh
BalasHapusmakasih sudah membantu tugas bahasa Indonesia saya. mantab kupinyol :)
BalasHapus